Filsafat Ilmu Nahwu Shorof


Sepintas Filsafat Ilmu Nahwu Shorof
 
1.                        Ilmu nahwu dan shorof. Kedua bidang ilmu ini biasa disebut dengan ilmu tata Bahasa arab dan keduanya sangat berkaitan erat seolah tak bisa dipisahkan. Bahkan ada literasi ulama yang mengatakan “Asshorfu ummul ulum wa an-nahwu abuha” yang artinya shorof adalah induknya ilmu sedangkan nahwu adalah bapaknya. Filosofi dari esensi atau subtansi yang terkandung dalam Bahasa tersebut yaitu bahwasanya seorang anak tak akan tercipta jikalau ibu dan bapak tidak bersatu. Artinya dengan kebersatuannya baru akan menghasilkan buah hati atau anak yang diharapkan.
Kembali ketitik persoalan kajian ilmu nahwu dan shorof, jika cabang ilmu tersebut di istilahkan sebagai ibu dan bapak dari berbagai ilmu tentunya cabang ilmu yang lain merupakan anak-anaknya, namun makna tersebut masih mempunyai qayid mutlak, yaitu membatasi cabang-cabang ilmu yang asal pokoknya atau mempelajarinya menggunakan Bahasa arab. Karena ilmu nahwu dan shorof adalah ilmu tata Bahasa arab. Tentunya setiap sub ilmu bisa dipandang dari masing-masing frekwensi tertentu, termasuk dipandang dengan pandangan filsafat.
Ilmu  nahwu dan shorof dilihat dari segi filsafat yang mencakup struktur Ontologi, epistimoligi, dan aksiologi hemat saya adalah ilmu yang mempunyai frekwensi sangat besar. Ilmu nahwu secara nyata fakta teruji bahwa sokongan besar untuk para pengkaji literasi Bahasa Arab secara kritis, karna rasa yang ditimbulkan oleh rasa penasaran yang tinggi secara otomatis akan menyatakan sikap tersendiri. Bukan tentang hakikat ilmu tersebut tetapi cara manusia menyikapi seberapa penting esensi yang terkandung di dalamnya.
Hakikat manusia yaitu mempunyai rasa penasaran, keingin tahuan, setelah mengenali sesuatu, semakin berkembang pemikiran maka akan timbul pikir mengapa, bagaiman yang intinya memuaskan kepenasarannya itu. Dari pertanyaan-pertanyaan itulah timbul teori-teori untuk mendapatkannya, bahkan kenapa salah satu ilmu tata Bahasa arab itu di disebut sebagai ilmu nahwu shorof, kenapa juga nahwu shorof disebut sebagai induk dan bapaknya ilmu, bisa kita ketahui bahwa ilmu nahwu dan shorof sangat lah penting bagi pengkaji literasi Bahasa arab, karna tanpa mempelajarinya tak mungkin manusia akan benar dalam mempelajari Bahasa arab.  Dalam syair ulama dikatakan
“annahwu zainun lil fata, yukrimuhu haitsu ata, man lam yakun ya”rifuhu, fahaqquhu anyaskuta”
“ilmu nahwu adalah sebagai hiasan, pemuda yang menguasai akan menjadi mulya, dan barang siapa yang tidak menguasai, maka dia lebih baik diam, (jangan berbicara)”.
Dari penjelasan diatas setidaknya bisa menjadi kajian epistimologi nahwu shorof yang menjadikan tercapainya rasa penasaran dan rasa keingin tahuannya.
 
Dari dua struktur filsafat, ontology dan epistimologi yang ketiga yaitu aksiologi yang merupakan subjek yang membahas inti dari inti ilmu nahwu shorof karna aksiologi sebagai wahana untuk membuka tabir hakikat inti ilmu nahwu shorof, tashoruf, manfaat kegunaanya. Ilmu nahwu shorof dari Bahasa ulama yang mengatakan:
 “annahwu zainun lil fata, yukrimuhu haitsu ata, man lam yakun ya”rifuhu, fahaqquhu anyaskuta”
“ilmu nahwu adalah sebagai hiasan, pemuda yang menguasai akan menjadi mulya, dan barang siapa yang tidak menguasai, maka dia lebih baik diam, (jangan berbicara)”.
 
Maka jelas ringkas dan padat, tanpa ilmu nahwu shorof kalam arab tak akan mudah dipahami, dan jika memaksakan memahami  tanpa terlebih dahulu mempelajari, memahami induk dan bapaknya ilmu, maka akan menuai permasalah besar karna kesalahan-kesalahan pemahaman yang keluar dari ucapan, penjelasannya. Karna ilmu nahwu shorof diibaratkan sebagai alat, jika manusia akan mencangkul maka alatnya adalah harus punya cangkul dan harus bisa mencangkul, setelah itu manusia baru akan mendapatkan hasil cangkulan yang benar secara teoritis dan fakta. Sama seperti halnya ilmu nahwu dan shorof.


https://amilmaknawi.blogspot.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Al-Hayyu dan Al-Hayya

Lirikan mata merupakan sebuah kalam